
Aspal Hotmix
Membicarakan proses konstruksi jalan, tidak lepas dari satu material penting yaitu aspal hotmix atau aspal beton. Aspal ini adalah material umum yang kini lebih banyak menjadi pilihan dalam pembuatan jalan. Jenis aspal ini menjadi bentuk perkembangan zaman yang mana dalam proses pengaplikasiannya lebih mudah daripada cara lama.
Di Indonesia sendiri, terdapat dua jenis aspal jalan yaitu jalan dengan hotmix atau sering kita sebut dengan aspal beton. Dan yang kedua jalan aspal biasa. Sepertinya dalam sekian tahun terakhir, pembuatan jalan beton lebih sering kita jumpai daripada aspal biasa. Pemilik proyek pembangunan jalan tentunya sudah melakukan berbagai perhitungan dan memiliki alasan mengapa aspal ini yang mereka pilih.
Salah satu alasannya karena lebih cepat kering dan punya kualitas yang baik, sehingga memiliki anggapan lebih tahan lama. Pastinya, Anda akan lebih setuju memilih material yang dalam penggunaannya mudah, serta hasil yang lebih terjamin, bukan? Simak lebih lengkap ulasan seputar aspal panas berikut ini bersama kuliaspal.com.
Pengertian
Menjadi satu material paling banyak menjadi pilihan dan kita gunakan dalam memenuhi kebutuhan prasarana jalan, jenis aspal ini merupakan bagian utama dalam pengerjaan konstruksi. Apalagi bersamaan dengan perubahan zaman, coba bandingkan dengan cara lama contohnya pengecoran yang jika kita amati terasa lebih merepotkan di era seperti sekarang.
Aspal hotmix adalah hasil dari campuran batu split (agregat kasar), abu batu (agregat halus), filler, dan bahan pengikat khusus yang kemudian melalui proses dalam kondisi suhu panas tinggi. Proses ini menerapkan komposisi yang penuh ketelitian dan juga dengan aturan dari ahlinya maupun spesifikasi teknis.
Pengertian lain, berdasarkan berbagai sumber, aspal jenis campuran panas ini dapat kita definisikan sebagai aspal campuran yang mana menjadi hasil dari proses pencampuran aneka bahan. Untuk bahannya sendiri, sudah kami sebutkan di atas.
Aspal campuran panas lebih banyak kita gunakan pada bagian permukaan jalan dengan tingkat lalu lintas yang berbagai macam. Mulai dari lalu lintas ringan, lalu sedang, hingga tergolong berat. Aspal ini juga umum menjadi material pembuat lapisan lapangan pesawat terbang atau runway pesawat yang mana cocok dalam segala macam kondisi cuaca.


Bahan Penyusun
Lanjut, mari kita membahas lebih rinci mengenai bahan – bahan penyusun aspal. Semua bahan yang sudah kami sebutkan (agregat, filler, pengikat) nantinya harus melalui proses pencampuran dengan dengan suhu antara 145°C hingga 150°C. Pencampuran yang menggunakan suhu panas ini mengandalkan sejumlah mesin.
Seperti Asphalt Mixing Plant yang merupakan seperangkat mesin pencampur material aspal hotmix beserta bahan penyusun. Hasil yang maksimal bisa bergantung pada bagaimana pihak tim pekerja yang bertugas dalam menyusun tahapan pencampuran. Susunan pencampuran harus sesuai aturan sedemikian rupa, sehingga dari segi spesifikasinya mampu memenuhi persyaratan.
Lebih lengkapnya mengenai bahan-bahan penyusun sebagai berikut.
Agregat Kasar
Agregat kasar adalah batu atau kerikil pecah, nantinya akan tertahan oleh alat saring dengan kriteria tertentu. Bahan penyusun ini juga harus kita perhatikan dalam hal tingkat kekeringan, kekuatan, serta kebersihannya. Bahan ini mudah sekali terkena kotoran, seperti lumpur yang menempel. Fungsi dari bahan agregat kasar yaitu sebagai pengatur volume mortar atau kita sebut juga dengan istilah lain sebagai bahan pengembang.
Agregat kasar juga memiliki peran dalam menstabilkan campuran supaya lebih kuat terhadap proses leleh dan semakin terhitung ekonomis. Lalu pada hasilnya, pengerasan jalan pun memiliki daya tahan selip yang cukup baik. Menjadikan kendaraan yang harus melalui jalan tersebut bisa lebih terjamin keamanannya.
Agregat Halus
Agregat halus adalah batu pecah dan pasir yang juga akan melalui proses penyaringan hingga mampu lolos pada kriteria tertentu. Serupa dengan agregat kasar, bahan penyusun ini juga harus melalui tahap pembersihan supaya terbebas dari kotoran. Masalah umum yang sering terjadi pada penggunaan bahan ini berupa adanya perubahan bentuk.
Hal ini akibat perbandingan terhadap beban roda kendaraan yang tidak sesuai. Masalah ini pun memicu munculnya gelombang-gelombang pada permukaan jalan yang mana tentu meningkatkan risiko kecelakaan. Oleh karenanya, membutuhkan tenaga kerja profesional yang memahami setiap proses dan tahapan pengaspalan jalan.
Bahan Pengisi (Filler)
Berikutnya, bahan penyusun berupa bahan pengisi atau filler. Filler adalah bahan pengisi bahan mikro yang harus ikut masuk dalam proses pencampuran aspal ini. Tujuannya, agar memudahkan campuran aspal dalam memperoleh tingkat kekentalan yang sesuai kebutuhan.
Filler berperan juga dalam mengisi rongga udara. Dengan perhitungan yang tepat, maka tingkat pengerasan, kerapatan, dan kekuatan dalam campuran pun akan semakin mudah untuk didapatkan. Contoh jenis filler yang umum banyak kita gunakan antara lain debu dolomit, debu batu kapur, abu terbang, debu batu kapur, semen portland, dan masih banyak lagi.
Aspal Keras
Bahan penyusun yang bersifat pengikat adalah aspal keras. Sifat viskoelastis di dalam aspal akan menahan, serta melingkupi agregat pada kandungan campuran aspal hotmix untuk jalan.
Untuk daerah dengan suhu tahunan rata-rata lebih dari 24°C, aspal keras yang kami gunakan adalah yang memiliki penetrasi 40 atau 60. Sementara pada daerah dengan suhu tahunan rata-rata kurang dari 24°C, aspal keras yang kami gunakan adalah penetrasi 80.
Perlu anda ingat, aspal harus mampu memenuhi spesifikasi yang sudah sesuai persyaratan. Tidak hanya itu, aspal juga harus melewati tahap pengujian. Misalnya, kandungan dalam aspal, tingkat kelembaban, tekstur, dan lain-lain. Semuanya berperan besar dalam menghasilkan campuran yang sempurna.


Jenis Aspal Hotmix
Terdapat beberapa jenis aspal hotmix yang masing-masing memiliki fungsi dan kelebihan, meliputi:
- Asphalt Treated Base (ATB)
Pertama, jenis aspal yang disebut ATB atau Asphalt Treated Base. Aspal ini memiliki ketebalan kurang lebih 5 cm. Biasanya, aspal ini banyak kita aplikasikan di bagian lapisan teratas dalam tahapan konstruksi jalan.
- Sand Sheet
Berikutnya, ada jenis Sand Sheet. Jenis satu ini memiliki ketebalan kurang lebih 2 cm. Jenis aspal ini umumnya kita pakai untuk proses pembangunan jalan di kawasan perumahan atau di area parkir kendaraan.
- Fine Grade
Lalu ada Fine Grade yang merupakan jenis umum untuk jalan perumahan. Perbedaannya dengan Sand Sheet, material ini lebih cocok kita pakai pada jalan perumahan yang tingkat lalu lintas kendaraannya tergolong rendah.
- Asphalt Concrete Wearing Course (AC WC)
Aspal jenis selanjutnya adalah ACWC atau Asphalt Concrete Wearing Course yang memiliki ketebalan 4 cm dan aspal AC WC yang umum kita pakai pada permukaan jalan dengan tingkat lalu lintas yang cukup berat.
- Asphalt Concrete Binder Course (AC BC)
Ketebalan AC BC pun tidak berbeda dengan AC WC yaitu kurang lebih 4 cm. Pada jenis aspal ini, fungsinya berupa sebagai lapisan kedua dalam pengaplikasian AC WC dan Laston 3.
- Laston 3
Aspal hotmix selanjutnya adalah Laston 3. Jenis aspal ini juga kita kenal dengan nama lain Hot Rolled Sheet atau HRS. Ketebalannya minimal 3 cm dengan fungsi melapisi permukaan jalan yang punya tingkat lalu lintas tingkat sedang.


Kelebihan dan Kekurangan Aspal Hotmix
Mengapa aspal jenis ini menjadi material populer dalam pembangunan atau konstruksi jalan? Aspal ini memiliki banyak kelebihan di antaranya:
- Pengaplikasian yang cepat dalam hal proses, sehingga aspal ini menjadi pilihan banyak jasa pengaspalan jalan profesional.
- Daya tahan aspal ini cukup kuat dan dapat kita andalkan, khususnya terhadap suhu dan cuaca extrim. Seperti cuaca dan suhu iklim tropis di Indonesia.
- Hemat dari segi waktu maupun biaya. Penggunaan aspal ini tidak terlalu membutuhkan perawatan terus-menerus. Harga aspal hotmix pun kami nilai sangat terjangkau sebagai material konstruksi jalan.
- Mempunyai sifat yang fleksibilitas dan stabil.
- Dapat kita gunakan dengan cepat sesaat setelah pengapliaksian aspal.
Sementara itu, untuk kekurangannya sebagai berikut.
- Kurang tahan lama yang mana hanya mampu bertahan maksimal 20 tahun.
- Bergantung pada kondisi tanah. Perlu melakukan perbaikan tanah terlebih dahulu sebelum mulainya konstruksi jalan beraspal.
- Membutuhkan banyak perawatan.
- Memerlukan sistem drainase, sehingga memerlukan sistem drainase yang baik agar lapisan-lapisannya tetap kuat.


Ada banyak hal yang harus kita perhatikan ketika akan mengaplikasikan aspal ini. Yaitu memperhatikan kualitas bahan baku, proses pencampuran yang menggunakan mesin profesional, juga harus mengkondisikan area atau lahan yang akan kita bangun jalan aspal. Seperti bagian drainase demi menghasilkan lapisan jalan yang kuat dan tahan lama.
Penggunaan material aspal ini dalam konstruksi atau pembangunan jalan awal mulanya merupakan metode dari negara Amerika dan Inggris yang mana fokus mengandalkan proses pencampuran menggunakan suhu tinggi atau suhu panas. Karena metodenya yang mudah dan banyak yang menganggap lebih praktis, penggunaan aspal hotmix pun perlahan mulai terkenal di banyak negara, termasuk Indonesia.